Ayah-Ibu Mati Karena Corona, Kini Adik Positif Semua Berawal di Pesta, Eva Bercerita Pengalamaan Saat Pemakaman Orangtua Akibat Corona, Tak Boleh Mendekat
Selasa, 07 April 2020
Edit
Wabah virus corona yang ada di Indonesia ini memberikan luka tersendiri bagi masyarakat.
Salah satunya adalah bagi seorang perempuan bernama Eva Rahmi Salama.
Bagaimana tidak, ia harus rela ditinggalkan selama-lamanya oleh kedua orangtuanya sekaligus karena terinfeksi virus corona atau Covid-19.
Namun yang lebih menyedihkan lagi adalah kematian ayah dan
ibunya ini hanya berselang 2 hari.
Kisah Eva Rahmi Salama ini diketahui lewat unggahan Youtube
Najwa Shihab pada Rabu (25/3) yang berjudul "Peduli Lawan Pandemi: Sesal
Keluarga di Pemakaman Pasien Positif Corona (Part 3) | Mata Najwa".
Dalam video ini Eva Rahmi Salamah ini mengungkapkan
curhatyan pilunya yang harus ditinggalkan kedua orangtuanya akibat virus corona
kepada Najwa Shihab.
Mulanya Eva Rahmi hanya mengunggah foto dan video pemakaman
ibunda tercinta.
Nampak hanya ada 3 orang yang berada di pemakaman tersebut,
mereka adalah Eva Rahmi dan kedua kakaknya.
Mereka pun hanya mengenakan masker sebagai alat perlindungan
diri.
"Mama tersayang.. Izinkan kami bertiga melepas
kepergianmu. Ya, hanya kami bertiga, tanpa teman, sodara, tetangga ataupun
rekan kerja..
Sedih yg teramat sangat tdk bs menghadirkan mereka disini
utk melepas kepergianmu.. tapi ini demi kebaikan mereka," tulis Eva nRahmi
Salama di akun Instagram priadinya @evarahmisalama.
"Mama sudah tenang sekarang tanpa peralatan medis di
tubuh mama.. tak terbayangkan penderitaan mama kemarin berjuang sendirian
melawan virus jahanam. Semoga itu menjadi penghapus dosa mama selama mama di
dunia...aamiin ya Allah ," tambahnya.
Namun tak disangka pada keesokan harinya, kabar duka kembali
datang ke keluraga Eva Rahmi Salama.
Sang ayah tercinta menyusuk sang ibu yang baru saja
meninggal dunia.
Kematian ayah Eva Rahmi ini diduga karena terenfeksi virus
corona atau Covid-19.
"Innalilliahi telah berulang ke rahmatullah, papa kami
tercinta di RS Tarakan pada pukul 15.30. Mohon dimaafkan kesalahan almarhum
semasa hidupnya. Semoga Almarhum husnul khotimah," tulis Eva Rahmi.
Kemudian Eva Rahmi pun mengaku kepada Najwa Shihab kalau
ketika proses pemakaman kedua orangtuanya ini ia melarang seluruh anggota
keluarga untuk datang.
Ia hanya meminta untuk didoakan kedua orangtuanya.
Eva Rahmi melakukan hal ini karena adanya kekhawatiran
mengenai penularan virus corona.
"Ya jadi sebenarnya saya melarang saudara-saudara dan
temanteman saya untuk datang ke acara pemakaman mama. Karena saya khawatir
mereka akan ketularan, dan itu nantinya akan menjadi tanggung jawab saya,"
ujar Eva Rahmi.
Meski begitu masih ada yang membuat Eva Rahmi khawatir.
Yaitu mengenai kondisi penggali kubur yang tak mengenakan
alat pelindung diri ketika membantu menguburkan Ibunya.
"Dan ketika sampai di pemakaman saya pikir akan ada
petugas yang memang pakai baju APD. Ternyata tidak.
Hanya ada tukang gali kubur 3 orang kalau gak salah. Mereka
pakai baju apa adanya, cuman pakai masker penutup mulut, itu saja," tutur
Eva Rahmi lagi.
Eva Rahmi yang melihat hal tersebut hanya bisa berdoa semoha
para penggali kubur ini tak terpapar virus berbahaya ini.
"Mudan-mudahan sih mereka tidak terpapar ya,"
tambahnya.
Sebelum dimasukkan ke liang lahat, terlihat kondisi jenazah
ibu dari Eva Rahmi ini dimasukkan ke dalam peti putih yang dibalut plastik
wrap.
"Meskipun jenazah mama sudah dimasukkan ke dalam peti,
terus di wrap lagi. Tap makanya itu langsung dikubur 4 jam setelah
kematian," ujar Eva Rahmi.
Mendengar cerita Eva Rahmi ini, Najwa Shihab hanya bisa
terdiam tanpa bisa berkata-kata.
Najwa Shihab pun kemudian bertanay mengenai pengurusan
jenazah sang ayah.
"Treatment terhadap jeazah papa kurang lebih sama tidak
mbak?" tanya Najwa Shihab
"Enggak. Kalau untuk papa meninggal jam setengah 4. Dan
dikubur jam 7 keesokan harinya. Sebenarnya itu sangat berisiko karena
seharusnya dikubur maksimal 4 jam setelah kematian.
Tapi kenyataannya sudah keesokan harinya," papar Eva
Rahmi.
Adanya keterlambatan ini disebutkan Eva Rahmi karena adanya
ketidaktahuan mengenai pemakaman sang ayah.
"Dimana papa saya akan dikuburkan, mereka tidak tahu.
Katanya akan dihubungi phak Dinkes, mkanya jenazah ditaruh di ruang
jenazah," ujarnya.
Eva Rahmi juga mengaku kalau selama jenazah kedua
orangtuanya belum dikuburkan, ia tak diizinkan untuk mendekat.
"Saya dilarang untuk mendekat, karea posisi untuk
terpapar itu besar, karena mereka masing wrapping," ujanya.
Tak cuma itu, Eva Rahmi bahkan tak diizinkan untuk melihat
wajah ayah dan ibunya.
Hal ini pun sontak membuatnya tak kuasa menahan tangisannya.
"Jadi selama mama dan papa mendekat mbak Eva sama
sekali tidak boleh melihat?" tanya Najwa Shihab.
"Iya betul, makanya aya negarasa gak bisa
ngapa-ngapain. Sedih banget gak bisa ngelihat muka mama dan papa untuk terakhir
kalinya," ujar Eva Rahmi menahan air matanya keluar.
"Soalnya sejak mama masuk RS Persahbatan, saya minta
tolong lihat dari jauh, even lewat nart station aja tetep gak boleh masuk
juga," imbuhnya lagi dengan nada sesak ingin menangis.
'Makanya saya sangat sedih banget, gak bisa nganter papa
untuk yang terkahir. Soalnya belum ada kavbar dari Dinkes kapan dan dimana papa
akan dikuburkan. Baru besok paginya.
Dan besok paginya saya juga dilarang oleh keluarga untuk
nganter ke pamakaman, karena resiko tertularnya tinggi. Karena jenazah udah
lebih dari 4 jam," tandasnya.
Sumber: suar.grid.id